1. Pembubaran VOC tidak dianggap sebagai akhir masa kolonialsme dan imperialisme di Indonesia karena . . . .
a. Kerajaan Belanda masih menempatkan mantan pejabat VOC di Indonesia
b. kedudukan VOC sebagai penguasa Indonesia digantikan oleh bangsa Inggris
c. Kerajaan Belanda membentuk kongsi dagang baru untuk menggantikan VOC
d. sistem perdagangan VOC masih dijalankan oleh sebagaian besar pedagang Indonesia
e. Kerajaan Belanda membentuk pemerintahan kolonial untuk menjalankan kekuasaan
Jawaban:
e
VOC secara resmi dibubarkan oleh Kerajaan
Belanda pada tanggal 31 Desember 1799.
Pembubaran VOC tidak mengakhiri praktik
kolonialisme dan imperialisme Belanda di Indonesia.
Kerajaan Belanda kemudian
membentuk pemerintahan kolonial Belanda
(pemerintahan Hindia Belanda) untuk
menjalankan
kekuasaan di Indonesia. Dengan demikian,
pemerintahan kolonial Belanda tetap
melanjutkan
kolonialisme dan imperialisme yang telah
dirintis VOC.
2. Perhatikan keterangan berikut!
1) Diangkat sebagai gubernur jenderal pada tahun 1808 oleh Louis Napoleon.
2) Merupakan gubernur jenderal pertama Belanda di Hindia Belanda.
3) Saat menjabat gubernur jenderal, ia menghapuskan praktik feodalisme untuk menciptakan masyarakat yang dinamis.
Keterangan di atas terkait dengan Gubernur Jenderal . . . .
a. Jan Willem Janssens
b. Jan Pieterszoon Coen
c. Baron van der Capellen
d. Herman Willem Daendels
e. Johannes van den Bosch
Jawaban:
d
Keterangan pada soal terkait dengan
Gubernur
Jenderal Herman Willem Daendels. Ia
merupakan
gubernur jenderal pertama Belanda di
Hindia
Belanda setelah VOC dibubarkan. Daendels
diangkat langsung oleh Louis Napoleon
pada
tahun 1808. Herman Willem Daendels
merupakan
salah satu patriot Belanda yang
terpengaruh
semangat Revolusi Prancis. Semangat
tersebut
diaplikasikan Daendels dalam menjalankan
kekuasaan di Hindia Belanda dengan
menghapus
praktik feodalisme untuk menciptakan
masyarakat yang dinamis.
3. Pengaruh Revolusi Prancis pada abad XVIII di Indonesia ditunjukkan oleh Daendels dengan . . . .
a. mengganti seluruh pejabat pribumi Hindia Belanda dengan pejabat Belanda
b. membentuk sekretariat negara untuk menyelesaikan seluruh masalah administrasi
c. menghapus praktik feodalisme untuk menciptakan masyrakat Hindia Belanda yang dinamis
d. membentuk legiun militer yang bertugas mempertahankan Hindia Belanda dari serangan Inggris
e. membagi tiga jenis peradilan yang disesuaikan dengan golongan masyarakat di Hindia Belanda
Jawaban:
c
Pemerintahan Herman Willem Daendels di
Indonesia yang berlangsung pada tahun
1808–
1811 dipengaruhi oleh semangat Revolusi
Prancis.
Semangat tersebut diaplikasikan Daendels
dalam
menjalankan kekuasaan di Hindia Belanda
dengan
cara ingin menghapuskan praktik
feodalisme untuk menciptakan masyarakat yang dinamis.
4. Saat menjadi gubernur jenderal di Hindia Belanda Daendels menjual tanah kepada pihak swasta dan hasilnya digunakan untuk memperkaya diri sendiri. Kondisi tersebut menyebabkan . . . .
a. Daendels ditarik dari jabatan gubernur jenderal dan dikembalikan ke Belanda
b. seluruh kebijakan Daendels di bidang ekonomi dikendalikan oleh pihak swasta
c. pemerintah Belanda mampu membangun infrastruktur baru di Hindia Belanda
d. pihak swasta memiliki kekuasaan besar dalam aktivitas ekonomi di Hindia Belanda
e. perekonomian di Hindia Belanda semakin meningkat akibat campur tangan pihak swasta
Jawaban:
a
Pemerintahan Daendels di Indonesia tidak
dapat
dilepaskan dari berbagai kekurangan.
Kesalahan
terbesar Daendels ketika memerintah di
Indonesia
adalah menjual tanah kepada pihak swasta
dan
hasil penjualannya digunakan Daendels
untuk
memperkaya diri sendiri. Akibat
tindakannya
tersebut, Daendels ditarik dari
jabatannya dan dikembalikan ke Belanda.
5. Perhatikan tabel berikut!
No.
|
X
|
1)
|
Membentuk sekretaritat negara untuk membereskan masalah administrasi.
|
2)
|
Menjalin hubungan baik dengan penguasa lokal.
|
3)
|
Membentuk kantor pengadilan di Batavia dan Surabaya.
|
No.
|
Y
|
1)
|
Membagi Pulau Jawa menjadi
delapan belas keresidenan.
|
2)
|
Merombak sistem feodal dan mengganti dengan sistem pemerintahan Barat
modern.
|
3)
|
Menjadikan bupati sebagai pegawai pemerintah yang mendapatkan gaji
dalam bentuk uang.
|
Jawaban:
b
Jiwa revolusioner Daendels memengaruhi
kebijakannya dalam bidang pemerintahan.
Kebijakan Daendels di bidang pemerintahan
saat
menjabat gubernur jenderal di Hindia
Belanda
sebagai berikut.
1) Membentuk sekretariat negara untuk
mem-
bereskan masalah administrasi.
2) Membentuk kantor pengadilan di Batavia
dan
Surabaya.
3) Memindahkan pusat pemerintahan dari
Batavia ke Weltevreden (Menteng).
4) Merombak sistem feodal dan mengganti
dengan sistem pemerintahan Barat modern.
Jadi, jawaban yang tepat ditunjukkan oleh kombinasi X1), X3), dan Y2).
Jawaban:
c
Kapitulasi Tuntang ditandatangani pada
tanggal
18 September 1811. Kapitulasi Tuntang
berisi
penyerahan kekuasaan di Hindia Belanda
dari
Gubernur Jenderal Janssens kepada
pemerintah
Inggris. Kapitulasi Tuntang juga
mengakhiri
berakhirnya kekuasaan Belanda dan
digantikan oleh pendudukan Inggris.
Jawaban:
e
Sir Thomas Stamford Raffles merupakan
letnan
gubernur jenderal di Hindia Belanda pada
periode
1811–1816. Saat menjalankan pemerintahan,
Raffles berpedoman pada tiga prinsip
berikut.
1) Segala bentuk kerja rodi dan penanaman
wajib
dihapuskan dan menggantinya dengan
penanaman bebas oleh rakyat.
2) Peran bupati sebagai pemungut pajak
dihapuskan dan menetapkan para bupati
sebagai pegawai pemerintah.
3) Tanah merupakan milik negara. Oleh
karena itu, rakyat bertindak sebagai penyewa.
Jawaban:
b
Kegagalan pelaksanaan sistem sewa tanah
(landrente) di Hindia Belanda yang
diterapkan pada
masa pemerintahan Komisaris Jenderal men-
dorong van den Bosch menciptakan sistem
penanaman wajib. Sistem tersebut bernama
cultuurstelsel atau sering disebut tanam
paksa.
Sistem ini bertujuan untuk mendapatkan
komoditas-komoditas ekspor yang laku di
pasaran
dunia.
9. Perhatikan tokoh-tokoh berikut!
Tokoh-tokoh humanis yang mengkritisi sistem tanam paksa ditunjukkan oleh angka . . . .
c. 2), 3), dan 4)
d. 2), 4), dan 5)
e. 3), 4), dan 5)
Jawaban:
d
Penderitaan akibat pelaksanaan sistem
tanam
paksa mendapat simpati dari tokoh-tokoh
humanis di Belanda. Tokoh-tokoh tersebut
mengkritisi pelaksanaan tanam paksa
melalui
artikel dan buku-buku. Tokoh-tokoh
tersebut antara
lain Douwes Dekker, Baron van Hoevel, dan
Fransen van der Putte. Jadi, jawaban yang
tepat
ditunjukkan oleh angka 2), 4), dan 5).
10. Sistem ekonomi liberal di Hindia Belanda tidak lebih baik dari sistem tanam paksa. Faktor utama yang melandasi pernyataan tersebut adalah . . . .
a. pada masa liberal rakyat ditekan dua pihak, yaitu pemerintah dan swasta
b. pemerintah masih mendominasi perekonomian rakyat di Hindia Belanda
c. pihak swasta menerapkan tarif cukup tinggi dalam sistem sewa tanah
d. perekonomian di Hindia Belanda pada masa liberal didominasi sektor swasta
e. pemerintah kolonial Belanda masih menerapkan pajak tinggi pada masa liberal
Jawaban:
a
Sistem ekonomi liberal yang diterapkan di
Hindia
Belanda pasca-pelaksanaan sistem tanam
paksa
tidak membawa kesejahteraan bagi rakyat.
Pada
masa liberal rakyat ditekan oleh dua
pihak, yaitu
pemerintah kolonial Belanda dan swasta.
Penekanan dari dua pihak ini menyebabkan
penderitaan rakyat semakin besar.
B. Kerjakan soal-soal berikut!
1. Bagaimana situasi politik di Hindia Belanda setelah VOC dibubarkan pada tahun 1799?
Jawaban:
Pembubaran VOC pada tanggal 31 Desember
1799
bukan berarti kolonialisme bangsa Belanda
di
Hindia Belanda berakhir. Setelah VOC
dibubarkan,
Kerajaan Belanda membentuk pemerintahan
kolonial Belanda untuk menjalankan
kekuasaan
di pemerintahan Hindia Belanda.
Pemerintahan
Hindia Belanda menguasai wilayah bekas
kekuasaan VOC. Pemerintah Hindia Belanda
mulai
memerintah di Indonesia sejak awal abad
XIX dan
berakhir menjelang pertengahan abad XX.
2. Jelaskan kebijakan Daendels di bidang ekonomi saat menjadi gubernur jenderal di Hindia Belanda!
Jawaban:
Kebijakan Daendels dalam bidang ekonomi
ditujukan untuk memperbaiki keuangan
pemerintah Belanda akibat kerugian VOC.
Kebijakan tersebut sebagai berikut.
a. Mengeluarkan uang kertas.
b. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan
(DPK).
c. Menjual tanah-tanah kepada pihak
swasta
atau partikelir (Tionghoa dan Arab).
d. Melakukan pemungutan pajak-pajak
swasta
dan penyerahan wajib berupa hasil bumi.
3. Mengapa pada tahun 1811 Louis Napoleon memberhentikan Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda?
Jawaban:
Dalam menjalankan pemerintahannya,
Daendels
sering memaksakan kehendak, baik kepada
penduduk lokal maupun pejabat-pejabat
Belanda.
Daendels juga tidak segan-segan
memberikan
hukuman berat kepada pegawai dan pejabat
Belanda yang terlibat kasus korupsi.
Kesalahan
terbesar Daendels adalah menjual tanah
kepada
pihak swasta dan hasil penjualan tersebut
digunakan Daendels untuk memperkaya diri
sendiri. Oleh karena itu, pada tahun 1811
pemerintah Kerajaan Belanda
memberhentikan
Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia
Belanda.
4. Saat menjabat letnan gubernur jenderal di Hindia Belanda, Raffles sering mencampuri urusan kerajaan-kerajaan lokal. Tunjukkan bukti tindakan Raffles tersebut!
Jawaban:
Beberapa bukti yang menunjukkan
keterlibatan
Raffles dalam urusan kerajaan-kerajaan
lokal
sebagai berikut.
a. Raffles terlibat dalam konflik di
Kesultanan
Yogyakarta. Dalam konflik ini Raffles
memihak Sultan Hamengku Buwono III,
padahal sebelumnya Raffles berpihak pada
Sultan Hamengku Buwono I.
b. Raffles juga mencampuri konflik yang
terjadi
di Palembang. Raffles mendukung Raja
Najamuddin untuk menggulingkan Raja
Baharuddin. Dalam setiap konflik yang
dicampuri pihak Inggris, Raffles berusaha
mencari posisi aman yang menghasilkan
keuntungan bagi Inggris.
5. Jelaskan proses masuk dan berkembangnya agama Katolik dan Kristen di Indonesia!
Jawaban:
Perdagangan dan kolonialisme bangsa Eropa
memiliki peran penting bagi penyebaran
agama
Katolik dan Kristen di Indonesia. Agama
Katolik
disebarkan bangsa Portugis sekira abad
XVI.
Salah seorang misionaris yang menyebarkan
agama Katolik di Indonesia adalah
Fransiscus
Xaverius. Ia menyebarkan agama Katolik di
Ambon, Ternate, dan Halmahera pada tahun
1546–
1547. Penyebaran agama Katolik juga
dilakukan
di Nusa Tenggara Timur oleh rohaniawan
dari Ordo
Fransiskan dan Dominikan. Mereka mem-
perkenalkan agama Katolik melalui khotbah
dan
teladan hidup. Adapun penyebaran agama
Kristen
dilakukan oleh bangsa Belanda. Para
misionaris
agama Kristen memusatkan aktivitas
penyebaran
agamanya di daerah-daerah pedalaman yang
belum tersentuh Islam. Di Pulau Jawa
kegiatan
kristenisasi dilakukan dengan cara
sinkretisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar